clicksor

Clicksor

bisnis paling gratis

Monday, December 20, 2010

Makalah Contoh PKM USAHA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK “PLUS” SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN CABE MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN JAWA TENGAH

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13046181/STW.rtf.html

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha
Pola pertanian modern memaksa petani bergantung pada jenis pupuk tertentu. Munculnya produk organik secara mendasar sebenarnya bertujuan meminimalisasi ketergantungan tersebut. ”Cari pupuk sekarang susah Pak, kalau ada pun, harganya mahal sekali. Bagaimana ini?” ujar seorang bapak petani di daerah Limbangan Kabupaten Kendal yang belum lama ini sempat kita temui.
Oleh karena itu, wajar bila kemudian banyak dari kita mulai beralih ke bahan alami. Berharap kearifan alam bisa menunjukkan solusi. Sistem-sistem pertanian lama kemudian kita adopsi kembali, meskipun di satu sisi tidak memberikan nilai ideal secara fisik. Namun, paling tidak cara ini memberikan harapan berkelanjutan jangka panjang. Kelangkaan pupuk juga kemudian menyebabkan banyak dari kita melihat alternatif lain. Salah satu yang kemudian mencuat ke permukaan adalah pengadaan pupuk secara organik, yang diklaim mampu menjadi solusi jangka panjang dari berbagai masalah pertanian.
Sejalan dengan program Pemda Jawa Tengah menjadikan Kabupaten Kendal sebagai kawasan Agribisnis sentra sayuran diantaranya sayuran, tomat kubis dan cabe. Maka semakin dituntut produk sayuran yang bermutu tinggi yang bebas dari bahan kimia buatan. Untuk itu inovasi teknologi budidaya sayuran organik perlu terus ditingkatkan agar produk-produk sayuran dari Kabupaten Kendal dapat bersaing dengan produk serupa dari wilayah lain. Pemupukan pada tanaman cabe dilakukan dengan cara pemberian pupuk anorganik yang telah dicairkan.
Dengan dasar ini kami berinisiatif berwirausaha dalam pemanfaatan pupuk cair organik “Plus” untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabe menuju kemandirian pertanian Jawa Tengah.

2. Justifikasi Pemilihan Obyek Usaha
Usaha pembuatan pupuk cair organik “Plus” dilakukan sebagai upaya peningkatan produktivitas tanaman cabe menuju kemandirian pertanian Indonesia khususnya di Daerah Jawa Tengah dan lainnya. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan tentunya diperlukan :
1) Memberikan solusi kepada petani cabe dengan adanya kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia;
2) Dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik 50% sampai 100% untuk tanaman sayuran;
3) Dengan adanya pupuk cair organik “Plus” dapat menghemat biaya produksi karena dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik seperti Urea, SP-36 dan KCl hingga 50%;
4) Produk sayuran organik dapat dijual dengan harga yang relatif tinggi karena tidak tercemar oleh residu kimiawi dan ramah lingkungan serta diminati oleh pasar global;
5) Bagaimana menciptakan suatu produk yang hemat, efisien dan bermanfaat bagi petani dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan teknologi budidaya sayuran organik pada tanaman cabe;

3. Tujuan Usaha yang Hendak Dicapai
1) Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan IPTEK dalam berwirausaha;
2) Berorientasi pada profit, sebagaimana layaknya wirausahawan;
3) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani atau masyarakat melalui optimasi pemanfaatan sumber daya manusia;
4) Mengembangkan kotoran hewan ternak (sapi) secara terpadu dengan unit pengolahan yang mampu menghasilkan produk pupuk cair organik “Plus”;
5) Mengembangkan usaha pola kerja sama antara mahasiswa dengan petani atau masyarakat.

B. ANALISIS PRODUK
1. Jenis dan Nama Produk, Karakteristik Produk
Produk ini berupa pupuk cair organik yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik yang semakin mahal harganya disamping ketidakramahan pupuk anorganik terhadap lingkungan. Nama dari produk ini yaitu Pupuk Cair Organik “Plus” yang menggunakan biodekomposer dalam pemrosesannya. Biodekomposer digunakan untuk mempercepat proses pengomposan yang semula membutuhkan waktu 1-2 bulan menjadi lebih singkat yaitu sekitar 5 hari dengan jumlah kandungan hara yang sama.
Adapun karakteristik dari Pupuk Cair Organik “Plus” ini adalah sebagai berikut :
1. Berbentuk cair sehingga lebih mudah diserap oleh akar tanaman;
2. Kaya kandungan hara mikro maupun makro yang sangat dibutuhkan oleh tanama;
3. Tanpa bahan kimia yang dapat merusak keseimbangan kesuburan alami tanah;
4. Diolah dari bahan alami yaitu berupa kotoran hewan ternak (sapi);
5. Meningkatkan produktifitas tanaman jenis sayuran (misalnya cabe, sawi, selada, kubis, tomat, bawang dan lain sebagainya) dengan asupan unsur hara yang tinggi;
6. Tidak menghasilkan residu bahan kimia pada hasil panen petani sehingga aman bagi kesehatan;
7. Harga relatif terjangkau.


2. Keunggulan Produk Dibanding dengan Produk Lain di Pasaran
Pupuk Cair Organik “Plus” ini merupakan hasil pengolahan kotoran hewan ternak (Sapi) dengan bantuan biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposannya. Pupuk ini dapat dijadikan sebagai alternatif baru untuk mensiasati mahalnya pupuk kimia. Pupuk ini juga mampu menggantikan fungsi dari pupuk kimia (anorganik) serta sangat efisien. Disamping itu pupuk ini dalam formula cair yang akan lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Kandungan unsur hara baik mikro maupun makro yang tinggi akan meningkatkan produktifitas tanaman. Bahan baku dari Pupuk Cair Organik “Plus” ini berupa bahan alami yaitu kotoran hewan ternak (sapi) sehingga tidak akan meninggalkan residu berupa bahan kimia pada hasil panen sehingga produk hasil panen yang dihasilkan lebih aman bagi kesehatan.
Pupuk kimia yang beredar di pasaran bersifat anorganik dengan bahan baku berupa zat-zat kimia. Apabila pupuk anorganik ini digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat mengubah keseimbangan kesuburan alami tanah. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan dari mikroorganisme penyubur tanah terganggu adanya bahan kimia tersebut. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi tandus dan tidak subur. Ini akan berakibat pada menurunnya produktifitas tanaman yang akhirnya berimbas pada menurunnya hasil panen.

3. Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku
Indonesia memiliki banyak daerah-daerah peternakan dalam skala besar. Salah satu daerah yang terkenal sebagai daerah peternakan sapi perah adalah kabupaten Boyolali yang terkenal dengan “Kota Susu”. Sapi perah ini diternakan untuk dapat dimanfaatkan air susunya. Peternakan sapi perah ini dalam skala besar sehingga kotoran sapi yang dihasilkanpun banyak. Disamping itu, kotoran sapi ini memiliki kandungan unsur hara yang tinggi karena asupan makanan yang diberikan pada sapi-sapi perah tersebut diperhatikan nilai gizinya untuk menjaga kualitas dari air susu yang dihasilkan. Umumnya kotoran-kotoran sapi ini dibiarkan begitu saja untuk dijadikan pupuk kandang 1-2 bulan kemudian.
Oleh karena itu, akan lebih efektif apabila kotoran-kotoran sapi tersebut diolah sebagai pupuk organik dengan biodekomposer sebagai stater untuk mempercepat proses dekomposisinya. Pupuk Cair Organik “Plus” ini lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan pupuk anorganik misalnya Urea, ZA, TSP dan lain-lain. Disamping itu kandungan unsur hara baik mikro maupun makro yang dikandungnya sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produktifitasnya.
Biasanya para petani mengencerkan pupuk anorganik untuk memupuk tanaman jenis sayuran misalnya: cabe, sawi, selada, kubis, tomat, bawang untuk mendapatkan dosis yang lebih rendah. Pupuk anorganik ini mengandung bahan kimia yang apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu keseimbangan kesuburan dalam tanah. Disamping itu, aktifitas dan pertumbuhan dari organisme penyubur tanah akan terganggu yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Untuk itu, Pupuk Cair Organik “Plus” ini diformulasikan dalam bentuk cair dengan bahan baku berupa kotoran hewan ternak (sapi) yang alami dan tidak mengandung bahan kimia . Kandungan haranya yang tinggi untuk meningkatkan produktifitas tanaman tanpa menggangu pertumbuhan mikroorganisme penyubur tanah. Pengolah dalam bentuk cair dimaksudkan agar unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dapat diperoleh dari daerah di sekitar lokasi usaha didirikan (Boja). Selain itu dapat juga diperoleh dibeberapa tempat diantanya yaitu Solo, Boyolali, Wonosobo, Baturaden, Tasik, Subang dan beberapa tempat lainya.
Adanya ketersediaan bahan baku yang memadai dapat menjamin keberlangsungan usaha Pupuk Cair Organik “Plus”.



C. ANALISIS PASAR
1. Profil Konsumen
Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagi petani. Berdasarkan data Sakernas yang telah diolah kembali (UPPLS, 1999) jumlah tenaga kerja pertanian (petani) masih mendominasi hampir separuh dari tenaga kerja nasional (Tabel 1). Pada tahun 1992-1998 terlihat bahwa mulai tahun 1992-1997 jumlah petani terus menurun, tetapi karena adanya krisis ekonomi mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian kembali lagi menekuni bidang pertanian sehingga tahun 1998 jumlah petani meningkat. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian masih tetap merupakan penyangga dalam penyerapan tenaga kerja akibat meningkatnya jumlah pengangguran.
Tabel 1. Jumlah Petani Tahun 1992-1998 dan Persentase terhadap
Jumlah Tenaga Kerja Nasional.
Tahun Jumlah Petani
(orang) Persentase terhadap Jumlah Tenaga Kerja Nasional (%)
1992 41 160 615 53.68
1993 39 057 278 49.31
1994 36 851 780 44.92
1995 36 008 095 42.98
1996 35 164 410 41.03
1997 34 555 660 39.70
1998 39 474 765 44.96

2. Potensi dan Segmen Pasar
Dengan begitu banyaknya jumlah petani di Indonesia khususnya petani cabe, maka usaha ini memiliki potensi dan segmen pasar yang cukup besar dikarenakan dari segi sasaran pasar sangat mendukung. Apalagi pupuk ini tidak hanya terbatas diperlukan oleh petani cabe saja tetapi bisa digunakan oleh petani lain dalam meningkatkan mutu produksi atau pertumbuhan pada tanaman yang lain.
3. Pesaing dan Peluang Pasar
Walaupun sudah banyak pabrik penghasil pupuk saat ini, hal ini tidak menutup peluang usaha dari pelaksanaan program ini. Karena beberapa adanya keunggulan yang dimiliki produk ini bila dibandingkan dengan produk pabrik, baik dari segi mutu maupun harganya. Selama ini harga pupuk di pasaran begitu mahal sehingga memberatkan para petani untuk membelinya. Dengan adanya Pupuk Cair Organik “Plus” yang memiliki harga murah, sehingga terjangkau oleh petani. Di samping itu produk ini mempunyai mutu yang baik dengan bahan organik sehingga tidak mengganggu kelestarian alam, terutama menjaga kesuburan tanah.

4. Media Promosi yang Akan Digunakan
Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat dalam merawat tanamannya. Media itu berupa pamflet, spanduk, brosur, beriklan di media massa, lewat penyuluhan dan yang lainnya.

5. Target atau Rencana Penjualan
a. Permintaan
Proyeksi permintaan satu tahun pertama dengan menggunakan metode aritmatika garis lurus, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Proyeksi permintaan (dalam satuan botol).
Permintaan Langkah I Langkah II
Tahun ke-1 Y a Yt - 1 Yc Y-Yc (Y-Yc)2
Catur wulan I 2.850 50 - - - -
Catur wulan II 2.880 50 2.850 2.900 -20 400
Catur wulan III 2.950 50 2.900 2.950 0 0
Jumlah 400


Keterangan :
Y = Kuantitas
a = Nilai rata-rata, dimana a =
Yt-1 = Nilai Catur wulan sebelumnya
Yc = Nilai dasar (Catur wulan pertama)
Yn = Nilai akhir (Catur wulan akhir)
N = Jumlah Catur wulan

b. Penawaran
Penawaran Pupuk Cair Organik ”Plus” tidak hanya berfokus di ekitar lokasi didirikanya usaha tersebut, namun berusaha untuk memasarkanya ke daerah-daerah lain yang potensial.
Berikut ini proyeksi penawaran untuk satu tahun pertama yaitu:
Tabel 3. Proyeksi Penawaran (dalam satuan botol)
Penawaran Langkah I Langkah II
Tahun ke-1 Y a Yt - 1 Yc Y-Yc (Y-Yc)2
Catur wulan I 2.936 116 - - - -
Catur wulan II 3.010 116 2.936 3.052 -42 1.764
Catur wulan III 3.168 116 3.052 3.168 0 0
Jumlah 1.764

c. Proyeksi Penjualan
Proyeksi kuantitas penjualan (sale quantity) satu tahun pertama yaitu:
Tabel 4. Proyeksi Penjualan (dalam satuan botol)
Tahun ke-1 Q
Demand Q
Supply Peluang (Gap) Q yang kita isi (Pasar)
Catur wulan I 2.850 2.936 85 54
Catur wulan II 2.880 3.010 100 75
Catur wulan III 2.950 3.168 218 186


Adapun rincian target atau rencana penjualan satu bulan pertama yaitu
Produksi satu bulan pertama 792 botol
Penjualan 85% dari total produksi 674 botol
Sedangkan posisi perusahaan dipasar dapat mengisi pasar sekitar 75% dari peluang yang ada.

6. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan
Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha Pupuk Cair organik ”Plus”,menggunakan analisis bauran pemasaran yaitu mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi.
1. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa cair sehingga lebih mudah diserap akar tanaman. Produk ini dikemas dalam sebuah botol yang berukuran 660 ml.
2. Kebijakan harga
Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp. 21.000,00 perbotol, dengan profit margin yang ditetapkan perusahaan sebesar 17%.
3. Kebijakan Promosi
Untuk meningkatkan hasil penjulan Pupuk Cair Organik ”Plus” maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, radio dan media promosi lainnya. Sistem penjualan yang digunakan yaitu penjualan secara tunai, kredit dan sistem konsinyasi.
4. Kebijakan distribusi
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun secara tidak langsung yaitu dengan menawarkan kerja sama ke berbagai toko.





D. ANALISIS PRODUKSI atau OPERASI
1. Bahan Baku, Bahan Penolong dan Peralatan yang Digunakan
1) Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Pupuk Cair Organik “Plus” yaitu berupa kotoran hewan ternak (sapi), air dan dibantu dengan biodekomposer. Biodekomposer ini digunakan untuk proses percepatan dalam pengomposan. Komposisinya yaitu dalam satu drum diperlukan 10 kg kotoran hewan ternak (sapi) dan biodekomposer 1 liter serta air sebanyak 25 liter.
2) Peralatan
Jenis peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam memproses pupuk organic cair “plus” antara lain, yaitu :
 Peralatan
• Drum 10 buah
• Ember 10 buah
• Skop 2 buah
• Karung 10 buah
• Cangkul 2 buah
• Sepatu 2 buah
• Sarung tangan 2 buah
 Perlengkapan lainnya
• Meja dan kursi 2 set
• Telepon 1 buah
• Botol 792 buah
• Labeling 792 buah

2. Pasokan Bahan Baku
Pasokan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi yang berupa kotoran hewan ternak (sapi) diperoleh dari masyarakat peternak yang berada dekat dengan lokasi usaha, yaitu di daerah Boja, Solo, Boyolali, Wonosobo, Baturaden, Tasik, Subang dan beberap wilayah lainya.
Sementara biodekomposer yang bermanfaat sebagai pengomposan diperoleh KUD (Koperasi Unit Desa) atau toko pertanian terdekat.

3. Proses Produksi atau Operasi
Proses produksi Pupuk Cair Organik “Plus” yaitu sebagai berikut :
a. Sediakan drum besar yang kosong dengan ukuran 100 liter air. Kemudian drum tersebut kita isi air sebanyak 50 liter.
b. Ambil kotoran hewan dari dalam karung sebanyak 20 kg untuk terlebih dahulu dicampur dengan biodekomposer sebanyak 2 liter;
c. Setelah itu masukan kotoran hewan yang telah dicampur dengan biodekomposer tadi ke dalam drum yang berisi air sebanyak 20 kg;
d. Aduk secara merata campuran antara air, kotoran hewan tersebut yang ada dalam drum dengan menggunakan kayu;
e. Kemudian biarkan drum tersebut dalam keadaan tertutup selama 5 hari;
f. Setelah 5 hari maka Pupuk Organik Cair “Plus” siap untuk dipanen.
Adapun alur atau proses produksi (pembuatan) Pupuk Cair Organik “Plus” dapat dilihat pada bagan :












Gambar Proses Produksi




















4. Rencana Produksi Selama 1 Tahun
Rencana produksi Pupuk Cair Organik “Plus” dalam satu tahun yaitu sebanyak 34.560 botol, dengan perincian hasil panen sebagai berikut:
 1 hari 66 botol
 1 bulan 12 x 66 botol 792 botol
 1 tahun 12 x 792 botol 9.504 botol
Harga tiap botol yang ditawarkan yaitu Rp. 20.500,00 dengan ukuran 600 ml.

E. ANALISIS KEUANGAN
1. Investasi yang Diperlukan
Investasi awal
Sewa tempat Rp. 1.440.000,00
Drum 10 @ Rp100.000,00 Rp 1.000.000,00
Ember 10 @ Rp10.000,00 Rp 100.000,00
Skop 2 @ Rp 25.000,00 Rp 50.000,00
Karung 10 @ Rp 1.000,00 Rp 10.000,00
Cangkul 2 @ Rp 35.000,00 Rp 70.000,00
Telepon Rp 900.000,00
Meja dan kursi Rp 375.000,00
Sepatu 2 @ Rp15.000,00 Rp 30.000,00
Sarung tangan 2 @ Rp10.000,00 Rp 20.000,00
ATK Rp 105.000,00
Surat ijin usaha Rp 1.500.000,00
Kas usaha Rp 100.000,00
Jumlah Rp 5.700.000,00

Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Nama Aktiva Umur Ekonomis Penyusutan/bulan
Drum 5 tahun Rp 10.000,00
Ember 3 tahun Rp 6.300,00
Skop 3 tahun Rp 1.300,00
Karung 3 bulan Rp 2.500,00
Cangkul 3 tahun Rp 1.900,00
Meja dan kursi 6 tahun Rp 5.000,00
Telepon 5 tahun Rp 25.000,00
Sepatu 1 tahun Rp 2.500,00
Sarung tangan 6 bulan Rp 3.300,00
Jumlah Rp 51.800,00

Biaya Operasional Per Bulan
 Bahan baku:
- Kotoran hewan ternak 240 kg @ Rp 100,00 Rp 24.000,00
- Biodekomposer 24 lt @ Rp 15.000,00 Rp 360.000,00
 Kemasan 792 botol @ Rp 100,00 Rp 79.200,00
 Labeling 792 botol @ Rp 500,00 Rp 396.000,00
 Biaya listrik dan air Rp 50.000,00
 Biaya transportasi Rp 360.000,00
 Biaya promosi Rp 50.000,00
 Biaya gaji Rp 357.000,00
 Biaya penyusutan aktiva tetap Rp 51.800,00
 Biaya telepon Rp 60.000,00
 Biaya tali rafia dan kantong plastik Rp 12.000,00
Jumlah Rp 1.800.000,00
Total investasi yang diperlukan Rp 7.500.000,00

2. Penentuan Harga Pokok Penjualan
Profit margin yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar 17% dari hasil penjualan. Perusahaan dapat menjual sebanyak 85% dari total produksinya, maka :


 Penjualan selama 1 (satu) bulan:
674 botol @ Rp 20.500,00 Rp 13.817.000,00
 Laba kotor 17% X Rp 13.817.000,00 ( Rp 2.348.890,00 )
Harga Pokok Penjualan Rp 11.468.110,00

3. Neraca
Neraca awal dan akhir pada bulan pertama yaitu sebagai berikut:
AKUN (PERKIRAAN) AWAL AKHIR
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Persediaan bahan baku
Perlengkapan
Sewa dibayar dimuka

Rp 1.028.800,00
Rp 384.000,00
Rp 2.092.200,00
Rp 1.440.000,00

Rp 3.009.934,50
Rp 576.000,00
Rp 1.134.200,00
Rp 1.320.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 4.945.000,00 Rp 6.040.134,50
Aktiva Tetap
Peralatan
Akum.peny.peralatan
Rp 2.555.000,00
-
Rp 2.555.000,00
Rp 51.800,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 2.555.000,00 Rp 2.503.200,00
TOTAL AKTIVA Rp 7.500.000,00 Rp 8.543.334,50
PASSIVA
Hutang
Hutang pajak
Hutang gaji
Hutang listrik dan air
Hutang telepon

-
-
-
-

Rp 27.444,50
Rp 357.000,00
Rp 50.000,00
Rp 60.000,00
Jumlah Hutang - Rp 494.444,50
Modal
Modal sendiri
Rp 7.500.000,00
Rp 8.048.890,00
TOTAL PASSIVA Rp 7.500.000,00 Rp 8.543.334,50

4. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi selama satu bulan pertama, yaitu:
Penjualan Rp 13.817.000,00
Harga Pokok Penjualan ( Rp 11.468.110,00 )
Laba kotor Rp 2.348.890,00
Beban-beban usaha:
Beban bahan baku Rp 384.000,00
 Kemasan Rp 79.200,00
 Labeling Rp 396.000,00
 Beban listrik dan air Rp 50.000,00
 Beban transportasi Rp 360.000,00
 Beban promosi Rp 50.000,00
 Beban gaji Rp 357.000,00
 Beban penyusutan aktiva tetap Rp 51.800,00
 Beban telepon Rp 60.000,00
 Beban tali raffia, kant. plastik Rp 12.000,00
Jumlah ( Rp 1.800.000,00 )
Laba bersih sebelum pajak Rp 548.890,00
Pajak 5% ( Rp 27.444,50 )
Laba bersih setelah pajak Rp 521.445,50

Analisis Kelayakan
1) Payback Period (PP)
Tahun EAT Depresiasi Cashflow
Ke-1 Rp 6.257.346,00 Rp 621.600,00 Rp. 6.878.946,00
Ke-2 Rp 6.257.346,00 Rp 621.600,00 Rp. 6.878.946,00

Investasi awal (Io) Rp 7.500.000,00
Tahun ke-1 Rp 6.878.946,00
Rp 621.054,00
PP = 1 tahun +
= 1 tahun 1 bulan 3 hari

2) Net Present Value (NPV)
Suku bunga yang berlaku pada tahun berdirinya usaha adalah 8%.
Tahun Net Cashflow df 18% PV of Cashflow
Ke-1 Rp. 6.878.946,00 0,8475 Rp 5.829.906,74
Ke-2 Rp. 6.878.946,00 0,7182 Rp 4.940.459,02
TPV Rp 10.770.365,76

df 18% NPV = TPV – Io
= Rp 10.770.365,76 – Rp 7.500.000,00
= Rp 3.270.365,76

3) Profitability Indeks (PI)
PI =
=

4) Internal Rate of Return (IRR)
Batas bawah df 53%
Tahun Net Cashflow df 53% PV of Cashflow
Ke-1 Rp 6.878.946,00 0,6536 Rp 4.496.079,106
Ke-2 Rp 6.878.946,00 0,4272 Rp 2.938.685,731
TPV Rp 7.434.764,477

df 53% NPV = TPV - Io
= Rp 7.434.764,477 – Rp 7.500.000,00
= - Rp 65.235,523
Batas atas df 52%
Tahun Net Cashflow df 52% PV of Cashflow
Ke-1 Rp 6.878.946,00 0,6579 Rp 4.525.658,573
Ke-2 Rp 6.878.946,00 0,4328 Rp 2.977.207,829
TPV Rp 7.502.866,402

df 52% NPV = TPV - Io
= Rp 7.502.866,402 – Rp 7.500.000,00 = Rp 2.866,402

IRR = IR1 +
= 52%+
= 52% + 0,042%
= 52,042%
5) Break Even Point (BEP)
Break Even Point perbulan terjadi pada penjualan sebanyak 517 botol dengan nilai yaitu sebesar Rp 10.598.500,00.

Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan diatas, maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan :
 Payback Period (PP) yaitu 1 tahun 1 bulan 3 hari, jadi lebih cepat dari jangka waktu rencana investasi 2 tahun;
 Net Present Value (NPV) dari investasi tersebut adalah positif yaitu sebesar Rp 3.270.365,76 artinya usaha ini menguntungkan;
 Profitabititas Indeks (PI) lebih dari satu yaitu sebesar 1,44 berarti investasi ini dapat diterima;
 Internal Rate of Return (IRR) lebih dari suku bunga umum (18%) yaitu sebesar 52,042%, jadi uang sebesar Rp 7.500.000,00 tersebut akan lebih menguntungkan apabila untuk investasi dari pada uang tersebut harus ditabung;
 Break Even Point perbulan terjadi pada penjualan sebanyak 517 botol dengan nilai yaitu sebesar Rp 10.598.500,00 artinya pada penjualan sebanyak 517 botol perusahaan tidak mengalami laba amupun rugi.

F. PERSONALIA DAN JADWAL KEGIATAN
Personalia yang terlibat dalam usaha Pupuk Cair Organik “Plus”, diantaranya yaitu :
1. Ketua Tim
Nama : Wartini
NIM : 3352403552
Fakultas/Program Studi : FIS/Ekonomi/Manajemen S1
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang (UNNES)

2. Anggota
Anggota I
Nama : Sri Winarti
NIM : 4401403053
Fakultas/Program Studi : FMIPA/Biologi/Pend. Biologi S1
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Anggota II
Nama : Sulistyawan
N I M : 5350402002
Fakultas/Program Studi : FT/TeknikElektro S1
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Anggota III
Nama : Imam Muzaini
NIM : 5350402559
Fakultas/Program Studi : FT/TeknikElektro S1
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang (UNNES)
3. Pembimbing
Nama : Drs. Syamsu Hadi, M.Si
NIP/Gol : 130686734/Lektor
Fakultas/Bid. Keahlian : FIS/Ekonomi
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang (UNNES)

4. Kompetensi SDM yang Dibutuhkan
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam pengelolaan (produksi) dan distribusi Pupuk Cair Organik “Plus” yaitu mahasiswa dan atau petani yang memiliki keahlian dibidang tersebut.

5. Organisasi
Bentuk organisasi yang dipilih dari usaha Pupuk Cair Organik “Plus” adalah Perusahaan Perseorangan (Po) yaitu perusahaan yang didirikan oleh seseorang, sehingga modal untuk pendirian usaha ini pun berasal dari individu yang mendirikan usaha tersebut.

6. Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima bulan, adapun rincian jadwal kegiatan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan Bulan
I II III IV V
1 Persiapan program
a. Persiapan bahan
b. Persiapan alat
c. Persiapan tempat
d. Uji coba tanaman
XX
XX
XX
XX
2 Pelaksanaan program
a. Uji coba produksi
b. Produksi
c. Distribusi


XX
XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX
3 Evaluasi XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
4 Penyusunan laporan XX


G. RENCANA ANGGARAN BIAYA
1. Kebutuhan Investasi
Kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mendirikan usaha Pupuk Cair Organik “Plus” yaitu sebesar Rp 7.500.000,00. Dana tersebut diperoleh dari individu yang mendirikan usaha tersebut. Hal ini sesuai dengan bentuk organisasinya yaitu Perusahaan Perseorangan (Po).

2. Kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja yang digunakan untuk biaya pra operasi dan biaya operasi usaha Pupuk Cair Organik “Plus” yaitu:
Kas Rp 1.028.800,00
Sewa dibayar dimuka Rp 1.440.000,00
Persediaan bahan baku Rp 384.000,00
Perlengkapan Rp 2.092.200,00
Jumlah modal kerja Rp 4.945.000,00

H. DENAH DAN LOKASI USAHA
1. Nama Perusahaan dan Alamat Lengkap
Usaha ini bernama “Catur Insan” yang bergerak dalam bidang produksi dan distribusi Pupuk Cair Organik “Plus” dengan harapan produk ini dapat dijadikan sebagai alternativ pengganti pupuk anorganik. Produk pupuk organik ini diformulasikan dalam bentuk cair sehingga lebih mudah untuk deserap tanaman, dengan trade mark Pupuk Cair Organik “Plus”.
Lokasi perusahaan Pupuk Cair Organik “Plus” ini bertempat di belakang kantor pemasaran “Catur Insan”. Industri ini bekerja sama dengan toko-toko disekitarnya maupun diwilayah lain yang mempunyai potensi penjualan sebagi pusat-pusat pemasaran.
Perusahaan “Catur Insan” ini berlokasi di jalan Anyar RT/RW 04/04 Dsn.Cemangklek Ds. Margosari Kec. Limbangan Kab. Kendal 51383.
VISI
Menggalakan pertanian organik untuk meningkatkan taraf hidup petani dengan memberdayakan sumber daya yang ada secara optimal dan bijaksana menuju kemandirian pertanian Jawa Tengah.

MISI
 Memajukan kemandirian pertanian Jawa Tengah;
 Meningkatkan taraf hidup petani Jawa Tengah;
 Memberikan alternatif terhadap mahalnya pupuk anorganik;
 Mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik;
 Menciptakan lapangan pekerjaan baru.

TUJUAN
 Berorientasi pada profit;
 Menciptakan pupuk organik yang ramah lingkungan dari kotoran hewan;
 Meningkatkan taraf hidup petani Jawa Tengah;
 Menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan dilingkungan perguruan tinggi;
 Menjalin hubungan yang harmonis antara petani dan mahasiswa.

2. Gambar atau Denah Lokasi Usaha
Adapun gambar atau denah lokasi usaha Pupuk Cair Organik “Plus” dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :


S = Selatan
T = Timur
U = Utara
B = Barat

3. Lampiran Contoh Gambar Produksi Pupuk Cair Organik ” Plus”

No comments:

Post a Comment