clicksor

Clicksor

bisnis paling gratis

Monday, December 20, 2010

EARTH

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13045972/SMKNU5_MODULMATERI.rtf.html

Talk about EARTH
Part 1

Kita ketahui bahwa bumi berbentuk bola yang berdiameter 13.000 km. Meskipun kelihatannya diam, ternyata bumi berputar pada porosnya seperti gasing yang disebut rotasi. Akan tetapi sumbu putar/ porosnya tidak tegak lurus. Bumi berputar dengan posisi miring sekitar 23,5 derajad. Selain berrotasi, bumi juga berputar mengelilingi matahari biasa dikenal dengan istilah revolusi bumi.

A. TATA KOORDINAT BUMI
Ordinat merupakan salah satu cara menentukan letak suatu tempat di bumi. Terdiri dari garis bujur dan garis lintang.
Garis bujur/meredian/altitude adalah garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, berupa garis setengah lingkaran yang sama panjang sejumlah 3600. Greenwich (Inggris) ditetapkan sebagai garis bujur 00, garis bujur 00 – 1800 di sebelah barat kota Greenwich disebut bujur barat (BB) dan garis bujur 00 – 1800 di sebelah timur kota Greenwich disebut bujur timur (BT).
Garis lintang/parallel/latitude adalah garis yang sejajar dengan garis equator yang membentuk lingkaran yang besarnya tidak sama. Semakin jauh dari equtor lingkarannya semakin kecil. Jadi lingkarang terbesarnya terletak pada equator yang ditetapkan sebagai garis lintang 00 atau meridian utama. Garis lintang yang berada di antara equator sampai kutub utara disebut lintang utara (LU), srdangkan yang berada di antara equator sampai kutub selatan disebut lintang selatan (LS).
Letak benda atau daerah pada permukaan bumi ditentukan oleh pertemuan garis bujur dan garis lintang yang disebut koordinat. Misalnya letak Indonesia berada pada 950BT sampai 1410BT dan 60LU sampai 110LS. Guna keperluan yang lebih teliti digunakan satuan yang lebih kecil, yaitu menit dan detik. Misalnya Jakarta terletak pada koordinat 106056’BT, 6010’LS.

B. ROTASI BUMI DAN AKIBATNYA
Telah dijelaskan bahwa bumi berputar pada porosnya. Pengaruh yang ditimbulkan peristiwa tersebut, yaitu:
1. Peredaran Semu Harian
Ketika kita berada dalam bis atau kereta yang melaju tampak pohon-pohon, tiang listrik atau rumah-rumah yang diam seakan-akan melaju mendekati kereta. Gerakan benda-benda tadi merupakan gerak semu, sedangkan gerakan kereta merupakan gerak sesungguhnya. Dari perumpamaan tersebut bumi dianggap sebagai kereta yang bergerak, sedangkan pohon, tiang listrik, dan rumah dianggap sebagai benda langit yang diam tapi seakan-akan bergerak.
Waktu yang dibutuhkan oleh gerakan semu benda langit dari kedudukan kulminasi sampai ke kedudukan yang sama memerlukan waktu 23 jam 56 menit (sebenarnya rotasi bumilah yang membutuhkan waktu tersebut). Waktu yang diperlukan oleh benda-benda langit dalam satu kali peredaran semu disebut satu hari bintang atau periode peredaran semu. Antara benda langit yang satu dengan yang lainya memiliki perbedaan periode peredaran semu, misalnya matahari memiliki periode peredaran semu selama 23 jam 56 menit, sedangkan bulan 24 jam 50 menit.
2. Peristiwa Siang dan Malam
Karena berputar, maka ada saatnya satu sisi bumi menghadap matahari (siang) dan sisii yang lain membelakangi matahari (malam). Panjang siang dan malam memiliki perbedaan. Semakin jauh dari katulistiwa, semakin besar perbedaan siang dan malamnya.

3. Perbedaan Waktu
Terdapat perbedaan waktu di tempat-tempat yang berbeda meredianya. Setiap 1 derajad jarak dua garis meridian yang berurutan, waktunya berbeda 4 menit, atau tiap 15 derajat berbeda 1 jam. Atas dasar inilah disusun pembagian daerah waktu di dunia. Di seliruh permukaan bumi terdapat 24 jam daerah waktu, tiap dua daerah waktu yang berdampingan berselisih 1 jam. Zona-zona waktu di dunia perbangkal pada daerah waktu meridian 00 yang dikenal dengan nama Greenwich Mean Time (GMT).
Indonesia yang letaknya memanjang antara 950 BT – 1410BT dibagi menjadi 3 daerah waktu sebagai berikut:
a. Waktu Indonesia Barat (WIB)
Waktu Indonesia barat berpangkal pada waktu meridian 1500BT, dan memiliki perbedaan waktu 7 jam dengan GMT (WIB= GMT+7). Daerahnya meliputi: pulau Sumatera, DKI Jakarta, Serang (Banten), Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan barat, dan Kalimantan Tengah.
b. Waktu Indonesia Tengah (WITA)
Waktu Indonesia Tengah berpangkal pada waktu meridian 1200BT, dan memiliki perbedaan waktu 8 jam dengan GMT (WITA= GMT+8). Daerahnya meliputi: Kalimantan Selatan, Kalimamntan Timur, pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
c. Waktu Indonesia Timur (WIT)
Waktu Indonesia Timur berpangkal pada waktu meredian 1350BT, dan memiliki perbedaan waktu 9 jam dengan GMT (WITA= GMT+9). Daerahnya meliputi: Maluku dan Papua.

Selisih waktu 1 meredian yang berdampingan adalah 4 menit. Kota yang A dilalui garis 1000BT lebih cepat 4 menit daripada waktu di kota B yang dilalui 990BT. Akan tetapi, kota A lebih lambat 12 menit dari kota C yang dilalui garis 1300BT.
Selain perbedaan waktu, rotasi bumi menyebabkan perubabahan hari atau tanggal. Perubahan tersebut terjadi pada meredian 1800. perhatikan gambar di bawah ini:





Jika sebelah kiri meredian 1800 hari minggu, maka sebelah kanan meredian 1800 sudah hari senin. Sehingga penanggalan seolah-olah melompat 1 hari.

4. Pembelokan arah angin
Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah udara yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Pada belahan bumi utara angin membelok ke kanan dan di belahan bumi selatan angin membelok ke kiri (menuju khatulistiwa) .

C. REVOLUSI BUMI DAN AKIBATNYA
Bumi seperti halnya planet-planet lain dalam tata surya, beredar mengelilingi matahari. Kejadian ini disebut revolusi bumi. Bidang orbit bumi mengelilingi matahari disebut ekliptika. Arah revolusi bumi itu negatif, yaitu berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Sumbu bumi miring 66,50 terhadap ekliptika dengan arah kemiringan yang tetap. Jika permulaan revolusi bumi menunjukkan arah sebuah bintang, maka arah itu akan tetap seperti itu selama periode revolusi. Keadaan ini dapat dirasakan jika kita bermukim di kutub utara, bintang kutub (polaris) akan tetap di atas kepala kita sekurang-kurangnya selama satu tahun.
Akibat revolusi bumi yaitu:
1. Peredaran Semu Tahunan Matahari
Matahari memiliki peredaran semu harian dari timur ke barat. Matahari juga melakukan pergeseran semu ke utara dan selatan dari garis khatulistiwa. Pergeseran ini akibat peredaran semu matahari sepanjang ekliptika dalam setahun. Peredaran ini disebut peredaran semu tahunan matahari.
Matahari tidak sepanjang tahun beredar di khatulistiwa, melainkan mengalami pergeseran ke utara dan ke selatan. Pergeserannya paling jauh sampai ke garis 23,50 LU dan 23,50 LS. Garis 23,50 LU disebut sebagai Garis Balik Utara (GBU), dan garis 23,50 LS disebut sebagai Garis Balik Selatan (GBS). Pada tanggal 21 Maret matahari beredar di khatulistiwa, lalu berangsur-angsur bergeser kea rah utara, setelah tiga bulan pada tanggal 21 Juni matahari beredar di GBU, kemudian bergeser ke arah khatulistiwa. Dari khatulistiwa pada tanggal 23 September, matahari bergeser ke selatan dan kembali lagi dari GBS pada tanggal 22 Desember, demikian seterusnya. Itulah sebabnya garis lintang disebut garis balik.

2. Perubahan panjang siang-malam
Peredaran semu tahunan matahari mengakibatkan panjang siang hari tidak selalu sama dengan panjang malam hari. Pada tanggal 21 Juni ketika matahari pada posisi paling utara, yaitu di GBU, belahan bumi utara mengalami siang hari lebih panjang daripada malamnya. Sebaliknya pada tanggal 22 Desember, ketika matahari beredar di GBS, siang hari di tempat itu lebih pendek daripada malamnya.
Belahan bumi selatan, pada tanggal 21 Juni mempunyai siang hari lebih pendek daripada malamya daripada siangnya, dan pada tanggal 22 Desember siang hari lebih panjang daripada malamnya. Pada tanggal 21 Maret dan 23 September, panjang siang dan malam di semua tempat di permukaan bumi sama kecuali di daerah kutub.

3. Pergantian musim
Pergeseran matahari menyebabkan perubahan musim di berbagai tempat di bumi. Di daerah beriklim sedang terdapat empat musim yaitu panas, gugur, dingin, dan semi. Sedangkan di daerah trios terdapat dua musim yaitu kemarau dan penghujan, contohnya di Indonesia.
Ketika matahari beredar di asia sekitar bulan Juli, sebagian besar wilayah aindonesia mengalami musim kemarau. Pada periode itu kita akan mendengar berita banir di India dan Bangladesh karena pada waktu itu wilayah asia selatan sedang musim penghujan.
Pada bulan Juli di belahan bumi selatan bertiup angin Musim Tenggara yang menyebabkan musim kemarau di pulau Jawa dan Australia Utara. Setelah melalui khatulistiwa, angin Musim Tenggara berubah menjadi angin Musim Barat Daya, kemudian memasuki Asia Selatan dan Asia Tenggara sambil membawa uap air dari Samudera Hindia. Keadaan sebaliknya terjadi pada bulan Januari, saat matahari berada di belahan bumi selatan.

4. Tarikh matahari
Akibat revolusi bumi yang lain ialah perhitungan tarikh matahari (syamsiyah/solar colender). Periode satu tahun tarikh matahari adalah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik dan disebut tahun tropik. Satu tahun tropik adalah periode perdaran semu tahunan matahari dari titik aries sampai titik itu lagi. Karena presisi bumi, aries selalu bergeser dengan arah positif pada ekliptika. Sedangkan peredaran semu tahunan matahari pada ekliptika berarah negatif. Akibatnya periode yang diperlukan matahari untuk bertemu dengan aries lebih pendek dari tahun siderik.
Pada zaman Julius Caesar (46 SM) dilakukan pembulatan satu tahun tarikh matahari menjadi 365 hari 6 jam atau 365,25 hari. Saat itu berlaku ketentuan yang disebut tarikh Julian, yaitu satu tahun biasa 365 hari dan tahun kabisat 366 hari. Tahun kabisat terjad 4 tahun sekali agar jatuhnya musim kembali pada waktunya atau ketidak cocokan waktu dapat diperbaiki. Akan tetapi, tarikh Julian mengalami ketidak cocokan dengan tahun matahari dalam satu tahun sebesar 11 menit 14 detik atau dalam 100 tahun sebesar 18 jam 43 menit, dan dalam 128 tahun menjadi 23,96 jam (1 hari).
Akibat dari kesalahan tersebut, hari tidak sesuai dengan takwim. Usaha perbaikan yang pernah dilakukan yaitu:
a. Pada tahun 325 M, Concili di Nicea mengadakan perbaikan 3 hari. Angka 3 diperoleh berdasarkan perhitungan dari tahu 46 SM sampai 325 M, lamanya 371 hari. Jadi 371:128 = 2,8 hari atau hamper 3 hari.
b. Pada tahun 1582 M dilakukan perbaikan oleh Paulus Gregorius XIII sebanyak 10 hari, diperoleh dari (1582 – 325) : 128 = 9,8. Pada tanggal 4 Oktober 1582 M diumumkan bahwa esok harinya bukan tanggal 5 Oktober tetapi 15 Oktober. Sejak tahun tersebut berlaku tarikh baru atau tarikh Gregorian dengen ketentuan sebaai berikut: tahun abad disebut kabisat jika tahun tersebut habis dibagi 4.


DISKUSI KELOMPOK
1. Apa yang dimaksud dengan periode persdaran semu?
2. sebuah pesawat terbang berangkat dari kota dekat Dawson, Amerika Serikat yang berada pada 1350BB menuju ke Sydney, Australia yang berada pada 1500BT. Apabila pesawat tersebut berangkat dari kota dekat Dawson pada hari Senin, 15 Januari 2009 jam 23.00, pada hari, tanggal, dan jam berapa pesawat tersebut sampai di kota Sidney jika lama perjalananbya 4 jam?
3. Jelaskan tentang pembelokan angin yang disebabkan rotasi bumi!
4. Jelaskan tentang Garis Balik Utara (GBU) dan Garis Balik Selatan (GBS)!
5. Pada zaman Julius Caesar (46 SM) diadakan pembulatan tarikh matahari, tapi mengalami ketidak cocokan dengan satu tahun matahari akibatnya penanggalan menjadi tidak sesuai. Untuk itu diadakan perbaikan-perbaikan. Usaha apakah yang dilakukan untuk memperbaiki ketidak cocokan tersebut?

LEMBAR DISKUSI SISWA
PART 1


AKTIVITAS BULAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEADAAN BUMI
Benda langit yang selalu mengelilingi bumi dan disebut satelit bumi adalah bulan. Jarak rata-rata bulan dari bumi hanya 384 – 403 km. Letaknya yang dekat dengan bumi menyebabkan ukuran tampak hamper sama dengan matahari, padahal massanya hanya 1/81 kali massa bumi dan diameternya ¼ kali diameter bumi.
Jika kita perhatikan tempat bulan pada suatu malam ke malam berikutnya, selalu bergeser ke timur. Setelah satu bulan, akan kembali lagi dari arah barat. Hal ini menunjukkan bahwa bulan menjalani peredaran mengelilingi bumi dengan arah dari barat ke timur atau arah negatif. Perjalanan bulan mengelilingi bumi disebut revolusi bulan.
Selain berevolusi, bulan juga berotasi. Bulan berputar pada porosnya dengan kecepatan tertentu. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk berotasi sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk berevolusi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa bagian permukaan bulan yang tampak dari bumi selalu sama, kenyataanya seluruh permukaan bulan kondisinya tidak seragam. Hal ini dijelaskan pada gambar berikut:
























Jika bulan tidak berotasi, maka bagian depan bulan yang tampak di BL1 akan tampak sebagian saja di BL2, dan tidak tampak di BL3. Tapi kenyataanya sebaliknya, yaitu di BL1, BL2, BL3, dan posisi manapun. Bagian bulan yang menghadap bumi adalah belahan yang sama. Ini menandakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk rotasi bulan sama dengan waktu untuk revolusinya, yaitu satu bulan. Arah rotasi dan revolusinya sama, yaitu arah negatif (barat - timur).
Bentuk bulan terlihat selalu berubah, hal ini disebabkan bagian bulan yang terkena cahaya matahari berubah secara teratur. Perubahan ini disebut fase bulan. Perubahan fase bulan berlangsung dalam periode satu bulan sinodik atau 29,5 hari. fase bulan sejalan dengan aspek bulan, yaitu kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Aspek bulan yang udah dilkihat yaitu sebagai berikut:
1. Konjungsi, yaitu kedudukan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap bumi adalah bagian yang mengalami malam (gelap), sehingga kita tidak akan melihat bulan bercahaa, apalagi kedudukan bulan bersama-sama dengan matahari sehingga langit terlalu terang bagi kita untuk melihat benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri. Pada posisi tertentu aspek konjungsi ini akan terjadi gerhana matahari.
2. Oposisi, yaitu kedudukan bulan berlawanan arah dengan matahari dilihat dari bumi. Pada saat itulah bulan tampak sebagai bulan purnama. Bulan terbit bersamaan dengan matahari terbenam dan terbenam pada saat matahari terbit. Pada kedudukan ini dapat terjadi gerhana bulan.
3. Kuarter, yaitu pada saat bulan berada tegak lurus dengan garis penghubung bumi dan matahari. Pada aspek kuarter bulan menampakkan fase perbani, waktunya setengah bulan yang terang. Terjadi dua kali kuarter bulan dalam sebulan, yang pertama ketika bulan bertambah besar dinamakan kuarter pertama. Kuarter ke dua ketika bulan bertambah kecil, dan enam hari setelah purnama disebut kuarter ke tiga.

No comments:

Post a Comment