Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13303194/BAB3.docx.html
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan obyek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Islam Gunungpati kelas I.
b. Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksperimen. Adapun pengambilan sampel secara acak sehingga diperoleh dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe CTL. Penentuan kelas secara acak, dengan asumsi materi yang diajarkan sama, dengan mengacu pada kurikulum yang sama, serta guru dan potensi siswa yang sama.
3.2 Variabel
Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian. Dengan adanya data-data itulah peneliti menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan panduan serta referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka (Arikunto,2003:96).
a. Metode Observasi
Pada metode observasi mengggunakan lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data pengelolaan pembelajaran NHT berbantuan alat peraga oleh guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini disediakan kemudian diisi oleh guru mata pelajaran selaku observer. Observasi dilakukan setiap pembelajaran berlangsung.
1) Indikator yang diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas oleh guru adalah sebagai berikut.
a) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
b) Menyajikan Informasi.
c) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
e) Mengadakan evaluasi.
f) Memberikan penghargaan.
2) Indikator yang diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
a) Keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan matematis (kegiatan yang terkait dengan pembelajaran matematika).
b) Siswa mengkondisikan diri dalam pembentukan kelompok.
c) Keaktifan siswa dalam bertanya antar anggota kelompok.
d) Saling menjelaskan antar anggota kelompok
e) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun kelompok lain.
f) Keaktifan siswa dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya.
g) Kerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok.
h) Kemampuan dalam merumuskan gagasan.
i) Kemampuan dalam menyampaikan gagasan.
j) Kemampuan dalam memberi tanggapan secara lisan.
k) Kemampuan dalam memberi penghargaan.
Indikator-indikator tersebut diukur dengan skala 1-4.
b. Metode Tes
Metode ini bertujuan untuk mengambil data hasil belajar siswa pada materi pokok segitiga yang selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis yang diujikan. Tes yang digunakan yaitu tes tertulis. .
3.4 Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh sebagai prosedur dalam penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut.
a. Menentukan populasi dan sampel terlebih dahulu.
b. Menentukan kelas uji coba.
c. Melakukan uji normalitas dan homogenitas, serta uji awal. Dengan menggunakan data nilai masuk.
d. Menganalisis hasil statistik awal dengan uji proporsi.
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
f. Melaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan CTL.
g. Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar kemudian membuat tes hasil belajar matematika yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
h. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelompok uji coba.
i. Menentukan taraf kesukaran butir soal, daya pembeda, validitas, serta reliabilitas butir soal yang telah dilakukan dalam tes uji coba.
j. Memperbaiki tes uji coba tersebut.
k. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kontrol pada akhir pembelajaran.
l. Menganalisis data yang telah diperoleh.
m. Menyusun hasil penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan tes
Tujuan dari tes pada penelitian ini adalah untuk mengukur hasil belajar matematika siswa.
b. Menentukan ruang lingkup tes
Ruang lingkup tes ini berupa materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran matematikat, dalam hal ini materi pokok segitiga.
c. Menentukan tipe soal
Dalam penelitian ini digunakan jenis soal pilihan ganda dengan pertimbangan skoring obyektif, relatif mudah, dan cepat.
d. Membuat kisi-kisi soal dan soal.
e. Melaksanakan uji coba tes
f. Menganalisis hasil uji coba, baik validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir tes.
g. Menggunakan soal yang telah diperbaiki dalam tes.
3.6 Analisis Uji Coba Instrumen
Sebelum melaksanakan tes hasil belajar matematika materi pokok segitiga pada sampel, maka dilaksanakan tes uji coba terlebih dahulu. Setelah dilakukan tes uji coba, dilaksanakan analisis butir tes yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis butir tes dapat diperoleh informasi tentang kejelekan soal yang kita buat dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan/menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. Selain itu dengan adanya analisis butir tes dapat membantu kita mengetahui butir mana yang telah memenuhi syarat serta membantu kita memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan soal yang kita susun.
Analisis butir uji tes tersebut meliputi taraf kesukaran, daya pembeda, reliabilitas, dan validitas butir tes.
a. Taraf Kesukaran
Soal yang diujikan harus diketahui taraf kesulitannya (P). Untuk soal berbentuk pilihan ganda, rumus untuk mencari P adalah:
(Arikunto, 2003: 211),
keterangan:
P = indeks kesukaran,
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul, dan
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi indeks kesukaran yang telah dimodifikasi (Arikunto, 2003: 207) yaitu:
1. Soal dengan 0,00 0,30 adalah soal sukar,
2. Soal dengan 0,30 0,70 adalah soal sedang, dan
3. Soal dengan 0,70 1,00 adalah soal mudah.
Untuk soal berbentuk uraian, rumus untuk mencari P adalah:
Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tinggat kesukaran digunakan tolok ukur sebagai berikut.
1) Jika jumlah responden gagal ≤ 50%, soal termasuk kriteria mudah.
2) Jika jumlah responden gagal 50%, soal termasuk kriteria sukar.
3) Batas lulus ideal 60 untuk skala 0 – 100.
(Arifin, 1991:135)
Oleh karena skor butir bersifat tidak mutlak, maka ketentuan yang benar dan yang salah juga bersifat tidak mutlak. Ketidakmutlakan tersebut dapat ditentukan oleh penyusun tes atau penguji sendiri (Arifin, 1991:143).
b. Daya Pembeda
Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Untuk soal berbentuk pilihan ganda, daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial:
(Arikunto, 2006:79)
Keterangan:
= koefisien korelasi point biserial
= mean skor dari subyek-sunyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
= mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)
= standar deviasi skor total
p = proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
q = proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut =
Kriteria daya pembeda yaitu:
1. 0,00 0,40 , soal dikatakan punya daya pembeda jelek,
2. 0,40 0,70 , soal dikatakan punya daya pembeda cukup,
3. 0,70 1,00 , soal dikatakan punya daya pembeda baik sekali.
4. negatif, soal dikatakan mempunyai daya pembeda tidak baik dan lebih baik dibuang.
Untuk soal berbentuk uraian, daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
t = daya beda
MH = rata-rata kelompok atas
ML = rata-rata kelompok bawah
= jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas
= jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah
=
N = banyaknya peserta tes
Dengan kriteria, daya pembeda disebut signifikan jika dengan dan (Arifin, 1991:141).
c. Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk mencari reabilitas tes bentuk pilihan ganda dengan KR-20, yaitu:
(Arikunto, 2006: 101)
keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= banyaknya butir soal
p = proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah
Σpq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
s2 = varian total
Rumus yang digunakan untuk mencari reabilitas tes bentuk uraian dengan rumus alpha, yaitu:
(Arikunto, 2006: 109)
keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
= varians total
= banyaknya butir soal
Rumus varians butir soal yaitu:
Keterangan:
= jumlah butir soal
= jumlah kuadrat butir soal
N= banyaknya subyek pengikut tes
Analisis reliabilitas gabungan bentuk soal tes pilihan ganda dan uraian menggunakan rumus yang disarankan oleh Mosier (dalam Retno, 2005:19), yaitu:
Keterangan:
reliabilitas skor gabungan
bobot relatif komponen j
bobot relatif komponen k
deviasi standar komponen j
deviasi standar komponen k
koefisien reliabilitas tiap komponen
koefisien korelasi antara dua komponen yang berbeda
Kriteria koefisien reliabilitas yaitu:
1. 0,00 0,20 , instrumen dikatakan punya reliabilitas rendah sekali,
2. 0,20 0,40 , instrumen dikatakan punya reliabilitas rendah,
3. 0,40 0,70 , instrumen dikatakan punya reliabilitas sedang,
4. 0,70 1,00 , instrumen dikatakan punya reliabilitas sangat tinggi.
d. Validitas
Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran tingkat kesahihan suatu instrumen.Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2003:59).
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tes adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut.
r =
Keterangan:
: koefisien korelasi tiap item
N : banyaknya subjek uji coba
: jumlah skor item
: jumlah skor total
: jumlah kuadrat skor item
: jumlah kuadrat skor total
: jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika maka item tersebut valid (Arikunto, 2003:72).
3.7 Analisis Data Tahap Awal
Sebelum kedua sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol) diberikan perlakuan yang berbeda, terlebih dahulu dilakukan analisis data awal. Analisis data awal digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel (dua kelompok eksperimen) berangkat dari kondisi awal yang sama. Hal ini diketahui dengan adanya varians dan rata-rata yang dimiliki kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan.
Langkah-langkah analisis data tahap awal adalah sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika kedua kelompok sampel tersebut berdistribusi normal, maka dapat diintegrasikan bahwa populasinya juga berdistribusi normal sehingga dapat ditentukan statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.
Terdapat beberapa cara dalam uji normalitas suatu populasi, diantaranya dengan rumus X2 (Chi Kuadrat).
Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan:
Keterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
X2 = harga Chi Kuadrat
Dengan kriteria pengujian terima Ho jika , . Artinya bahwa populasi tersebut berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut (Sudjana, 2002:273).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen atau berasal dari kondisi yang sama.
Terdapat beberapa macam metode untuk melakukan uji homogenitas, diantaranya dengan uji Bartlett.
Ho = , data homogen
H1 = , data tidak homogen
Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut.
1) Menentukan varians dari semua sampel, dengan rumus:
2) Menentukan harga satuan B, dengan rumus:
3) Uji Bartlett dengan rumus Chi Kuadrat
Keterangan:
s2 = varians gabungan dari semua sampel
si2 = varians masing-masing perlakuan
ni = ukuran sampel masing-masing perlakuan
B = harga satuan
Dengan kriteria pengujian tolak Ho jika , (Sudjana, 2002:263).
3.8 Analisis Data Tahap Akhir
Jika telah diketahui kondisi awal yang sama untuk kedua kelompok sampel, selanjutnya dilakukan perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipe CTL. Setelah kedua pembelajaran berakhir, kedua kelompok sampel diberi tes akhir. Langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil tes akhir tersebut. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan atau tidak.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika kedua kelompok sampel tersebut berdistribusi normal, maka dapat diintegrasikan bahwa populasinya juga berdistribusi normal sehingga dapat ditentukan statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.
Terdapat beberapa cara dalam uji normalitas suatu populasi, diantaranya dengan rumus X2 (Chi Kuadrat).
Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan:
Keterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
X2 = harga Chi Kuadrat
Dengan kriteria pengujian terima Ho jika , . Artinya bahwa populasi tersebut berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut (Sudjana, 2002:273).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen atau berasal dari kondisi yang sama.
Terdapat beberapa macam metode untuk melakukan uji homogenitas, diantaranya dengan uji Bartlett.
Ho = , data homogen
H1 = , data tidak homogen
Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut.
1) Menentukan varians dari semua sampel, dengan rumus:
2) Menentukan harga satuan B, dengan rumus:
3) Uji Bartlett dengan rumus Chi Kuadrat
Keterangan:
s2 = varians gabungan dari semua sampel
si2 = varians masing-masing perlakuan
ni = ukuran sampel masing-masing perlakuan
B = harga satuan
Dengan kriteria pengujian tolak Ho jika , (Sudjana, 2002:263).
c. Uji Hipotesis
1) Uji Proporsi (Uji Satu Pihak)
Untuk mengetahui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dan model pembelajaran kooperatif tipe CTL efektif terhadap hasil belajar matematika siswa, maka dilakukan uji proporsi sebagai berikut.
a). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
H0 : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga proporsi anak yang mendapat nilai 60 kurang dari atau sama dengan 85%.
Ha : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga proporsi anak yang mendapat nilai 60 lebih dari 85%.
Statistik yang digunakan:
H0:
Ha :
Untuk pengujiannya menggunakan statistik z yang rumusnya:
Keterangan :
= suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai proporsi populasi
x = respon sampel terhadap model pembelajaran
n = jumlah sampel
Tolak H0 jika dimana z(0,5 - ) didapat distribusi normal baku dengan peluang (0,5 - ).
b). Model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
H0 : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CTL proporsi anak yang mendapat nilai 60 kurang dari atau sama dengan 85%.
Ha : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CTL proporsi anak yang mendapat nilai 60 lebih dari 85%.
Statistik yang digunakan:
H0:
Ha :
Untuk pengujiannya menggunakan statistik z yang rumusnya:
Keterangan:
= suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai proporsi populasi
x = respon sampel terhadap model pembelajaran
n = jumlah sampel
Tolak H0 jika dimana z(0,5 - ) didapat distribusi normal baku dengan peluang (0,5 - ).
2) Uji kesamaan dua proporsi (uji satu pihak)
Uji kesamaan dua proporsi ini dilakukan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga atau pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CTL terhadap hasil belajar siswa.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan manakah yang lebih baik antara hasil belajar siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dengan hasil belajar siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
Hipotesis satistiknya adalah sebagai berikut.
H0: rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
Ha: rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih dari rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe CTL.
Statistiknya adalah sebagai berikut.
H0: π1 ≤ π2
Ha :
1) Jika 1 2 2 2
Keterangan :
= nilai matematika kelompok eksperimen
= nilai matematika kelompok kontrol
n1 = banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 = banyaknya subyek kelompok kontrol
s1 2 = varians baku kelompok eksperimen
s2 2 = varians baku kelompok kontrol
Kriteria pengujian : terima H0 jika
Dengan
, , dan
2) Jika 1 2 = 2 2
, dengan
Dimana
= nilai matematika kelompok eksperimen
= nilai matematika kelompok kontrol
n1 = banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 = banyaknya subyek kelompok kontrol
s12 = simpangan baku kelompok eksperimen
s22 = simpangan baku kelompok kontrol
s2 = simpangan baku gabungan
dengan dk = n1 + n2 – 2, kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika thitung ttabel dengan menentukan taraf signifikan = 5%, peluang (1 - ) (Sudjana, 2002:243)
3) Keaktifan siswa
Keaktifan siswa di dalam pembelajaran dinilai dengan menggunakan lembar keaktifan siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika pada akhir pembelajaran keaktifan siswa meningkat dengan presentase sekurang-kurangnya 70%.
No comments:
Post a Comment