Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13322247/LOGAM.doc.html
LOGAM , PENGGERAK EKONOMI RAKYAT
kabupaten TEGAL
Jika melewati jalan raya Tegal-Purwokerto,tepatnya diwilayah kecamatan talang,kab. Tegal, akan terlihat pedagang yang menawarkan hasil kerajinan logam. Aneka peralatan rumah tangga, seperti dandang, penggorengan, cetakan kue, hingga tabung gas, dan ‘hydran’,terpajang dideretan toko-toko yang berada di kanan dan kiri jalan.
Kehadiran pedagang hasil kerajinan logam menjadi pemandangan yang khas diwilayah tersebut. Keberadaan mereka juga menjadi penanda, bahwa industri logam menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat diwilayah itu.
Industri logam di kabupaten tegal diperkirakan sudah mulai ada sejak sekitar tahun 1950.
Beberapa daerah sentra industri logam dikabupaten tegal antara lain terdapat diwilayah kecamatan talang, adiwerna, balamoa, dan di lingkungan industri kecil (LIK) takaru,dan jalan raya dampyak, kabupaten tegal.
Selai menghasilkan produk-produk kerajinan rumah tangga, industri logam diwilayah kabupaten yang memiliki luas sekitar 878,79 km2, industri logam juga mampu menghasilkan beberapa komponen otomotif, komponen kapal, komponen AC, alat-alat listrik hingga alat-alat pertanian.
Jepangnya Indonesia
Bahkan karena karena kemampuannya mengadaptasi teknologi menengah, Tegal pernah terkenal dengan julukan jepangnya Indonesia, pada era 1980.
Data dari dinas perindustrian perdagangan koperasi kab. Tegal pada 2008 jumlah industri logam, mesin, elektronika, dan kimia dikabupaten tegal 7650 unit usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap 38.250 orang.
Yusniaiar Hadi Sucipto (39), salah seorang pengrajin logam didesa langen, mengakui industri logam telah menghidupi masyarakat yang bergerak disektor tersebut. Tidak hanya pemilik usaha, para buruh pun bisa hidup dari industri ini.
Ia menekuni usaha logam sejak 1995, dengan memproduksi aneka ornament mebel dari bahan kuningan dan alumunium. Produk buatannya tersebut sebagian besar dipasarka kesejumlah perusahaan mebel diwilayah Jakarta. Setiap bulan yusniar rata-rata mmproduksi 1500 ornamen mebel dengan omset sekitar 15 juta rupiah.
Ada sekitar 50 pengrajin lainnya didesa Pasangan. Mengatakan, usaha logam telah menghidupi dirinya dan keluarga. Sejak 1984, ia menekuni usaha pembuatan peralatan memasak dari bahan stainless steel. “Syukur, sejak dulu tidak ada libur.” Katanya.
Menurut zainudin (54), pengrajin logam didesa Pasarean, industri logam telah menjadi tumpuan hidup, sebagian masyarakat diwilayahnnya. Dari usaha logam ini, ia menyekolahkan 3 anaknya hingga keperguruan tinggi.
Yusniar menambahkan industri logam pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1998 hingga 1999 saat berlangsung krisis moneter. “saat itu, nilai rupiah anjlok, sehingga banyak sekali produk logam local yang diekspor keluar negri,” ujarnya.
Mulai ns
No comments:
Post a Comment